Rambut Rontok pada Wanita |
20-10-2009 | Bekti - medicastore.com |
Pada
awalnya kita mungkin tidak menyadari rambut rontok yang dialami, bisa
berawal dari beberapa helai rambut yang tertinggal di sisir atau lantai
kamar mandi hingga akhirnya kulit kepala yang dapat terlihat dengan
jelas. Kebotakan sering digambarkan sebagai rambut rontok yang berlebih
di kepala & bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti faktor
keturunan, efek samping dari pengobatan tertentu ataupun karena adanya
masalah kesehatan. Walaupun kebotakan lebih banyak ditemui pada pria,
wanita juga mempunyai masalah tersebut terutama rambut rontok. Hal ini
biasanya lebih merisaukan para wanita karena rambut selalu diidentikkan
dengan mahkota pada wanita.
Tidak seperti pria, rambut rontok pada wanita biasanya dimulai menjelang usia 50 tahun & tidak berkaitan dengan faktor keturunan atau pola tertentu. Biasanya juga wanita yang mengalami rambut rontok tidak menyadari apakah hal tersebut bersifat tetap atau sementara, karena ada beberapa kejadian yang dapat menyebabkan rambut rontok seperti kehamilan atau menderita penyakit tertentu. Berikut adalah tipe-tipe rambut rontok pada wanita :
Ada 2 skala penilaian rambut rontok pada wanita, yaitu skala Ludwig & skala Savin. Dalam hal intensitas & tujuan keduanya identik, kecuali pada skala Savin juga menilai penipisan di seluruh bagian rambut. Seperti terlihat pada gambar dibawah, gambar 1-8 menunjukkan skala rambur rontok mulai dari yang ringan sampai yang berat. Gambar ke 8 & 9 termasuk sangat jarang ditemui. Kebotakan baik yang bersifat permanen ataupun sementara tidak dapat diobati, tetapi untuk rambut rontok dapat dilakukan perawatan untuk membantu proses pertumbuhan rambut. Untuk beberapa tipe rambut rontok, biasanya rambut dapat tumbuh kembali tanpa perawatan. Efektivitas dari pengobatan yang dilakukan untuk perawatan rambut rontok sangat tergantung dari penyebab rambut rontok, skala rambut rontok serta respon dari tiap individu terhadap pengobatan yang dilakukan. Biasanya semakin besar skala rambut rontok maka pengobatan juga menjadi kurang efektif. Pengobatan yang biasa digunakan untuk perawatan rambut rontok adalah :
Cara
lain yang dapat dipilih adalah dengan menggunakan wig atau rambut palsu
apabila ternyata pengobatan yang dilakukan tidak memberikan hasil yang
memuaskan. Saat ini telah tersedia beberapa model rambut palsu baik
dengan rambut asli ataupun rambut sintetis yang dapat dipilih. Metode
apapun yang ingin dilakukan sebaiknya konsultasikan dahulu dengan
ahlinya & sesuaikan juga dengan budget anda.
by medicastore.com
|
Pages
▼
Selasa, 24 April 2012
Rambut Rontok pada Wanita
KESALAHAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK

Para ulama Islam banyak memberikan perhatian dan membahas tentang
pentingnya pendidikan melalui keluarga. Syaikh Abu Hamid Al Ghazali
ketika membahas tentang peran kedua orangtua dalam pendidikan anak
mengatakan: “Ketahuilah, bahwa anak merupakan amanat bagi kedua orang
tuanya. Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari
pahatan dan bentukan, dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada
apa saja yang disodorkan kepadanya. Jika dibiasakan dan diajarkan
kebaikan dia akan tumbuh dalam kebaikan, dan berbahagialah kedua orang
tuanya di dunia dan akhirat, juga setiap pendidik dan gurunya. Tetapi,
jika dibiasakan dengan kejelekan dan dibiarkan tidak didik sebagaimana
binatang ternak, niscaya dia akan menjadi jahat dan binasa”.
Dalam melaksanakan tugas mendidik anak,
orang tua harus membekali dirinya dengan pengetahuan dan kearifan. Hal
ini dibutuhkan untuk menghindari kesalahan dan penyimpangan dalam
melaksanakan tugas mulia tersebut. Berikut ini sebagian kesalahan yang
sering dilakukan oleh para orang tua dalam mendidik anak-anaknya :
- Ucapan orang tua tidak sesuai dengan perbuatan
Ini merupakan kesalahan terpenting,
karena anak belajar dari orang tua banyak hal, tetapi ternyata sering
bertentangan dengan apa yang telah diajarkannya. Tindakan ini
berpengaruh buruk terhadap mental dan perilaku anak.
- Kedua orang tua tidak sepakat atas cara tertentu dalam pendidikan anak
Kadangkala seorang anak melakukan
perbuatan tertentu dihadapan kedua orang tuanya, pada saat itu sang ibu
memuji dan mendorong sedang sang bapak memperingatkan dan mengancam.
Anak akhirnya menjadi bingung, mana yang benar dan mana yang salah di
antara keduanya. Hal ini sangat berbahaya, karena akan mengakibatkan
anak menjadi bimbang dan segala urusan tidak jelas baginya.
- Membiarkan anak menjadi korban televise
Media massa mempunyai pengaruh yang
besar sekali dalam perilaku dan perbuatan anak, dan media yang paling
berbahaya adalah televisi. Hampir tidak ada rumah yang tidak mempunyai
televisi. Padahal pengaruhnya demikian luas terhadap anak maupun orang
dewasa.
Banyak orang tua yang tidak menaruh
perhatian bahwa anak mereka kecanduan menonton televisi. Padahal ini
sangat berpengaruh terhadap akhlak, fitrah, dan pendidikan mereka.
Plomery, seorang peneliti mengatakan: “Anak pada umumnya, dan kebanyakan
orang dewasa, cenderung menerima, tanpa mempertanyakan , segala
informasi yang tampil di film-film dan kelihatan realistis. Mereka dapat
mengingat materinya dengan cara yang lebih baik maka akal pikiran
mereka menelan begitu saja nilai-nilai yang rendah itu. Oleh karena itu,
anak-anak harus dilindungi dan diawasi dari perangkat yang dapat
merusak ini.
- Menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak kepada pembantu atau pengasuh
Kesalahan yang amat serius dan banyak
terjadi di masyarakat kita adalah fenomena kesibukan ibu dari peran
utamanya merawat rumah dan anak-anak dengan hal-hal yang tentunya tak
kalah penting dari pendidikan anak. Misal, sibuk dengan karir di luar
rumah, sering mengadakan kunjungan, menghadiri pertemuan, atau hanya
karena malas-malasan dan tidak mau menangani langsung urusan anak dan
menyerahkan anak dalam perawatan wanita lain seperti pembantu, atau
membawanya ke tempat pengasuhan. Akibatnya anak akan kehilangan kasih
sayang ibu yang sangat dibutuhkannya. Hal ini berbahaya sekali terhadap
kejiwaan anak dan masa depannya, karena anak berkembang tanpa kasih
sayang. Jika anak miskin kasih sayang, ia pun akan bertindak keras
terhadap anggota masyarakatnya, akibatnya masyarakat hidup dalam
kekacauan, keretakan, dan kekerasan.
- Orang tua menampakkan kelemahannya dalam mendidik anak
Hal ini banyak terjadi pada ibu-ibu dan
kadangkala terjadi pada bapak-bapak. Kita dapatkan, misalnya, seorang
ibu berkata: “Anak ini mengesalkan. Aku tidak sanggup menghadapinya. Aku
tak tahu, apa yang harus aku perbuat dengannya”. Padahal saat itu anak
mendengarkan ucapan tersebut, maka anak pun merasa bangga dapat
mengganggu ibunya dan membandel karena dapat menunjukkan keberadaannya
dengan cara ini.
- Berusaha mengekang anak secara berlebihan
Sebagian orang tua tidak memberi
kesempatan bermain, bercanda dan bergerak kepada anak. Ini bertentangan
dengan tabiat anak dan bisa membahayakan kesehatannya, karena permainan
penting bagi pertumbuhan anak. Permainan di tempat yang bebas dan luas
termasuk faktor terpenting yang membantu pertumbuhan fisik anak dan
menjaga kesehatannya. Maka seharusnya orang tua tidak mencegah anak-anak
yang sedang bermain pasir ketika wisata ke tepi pantai atau di tengah
padang pasir, karena itu merupakan waktu bersenang-senang dan bermain
bagi mereka, bukan waktu untuk berdisiplin.
- Mendidik anak tidak percaya diri dan merendahkan pribadinya
Hal ini banyak terjadi di kalangan
bapak-bapak padahal ini berpengaruh jelek terhadap masa depan anak dan
pandangannya terhadap kehidupan. Karena anak yang terdidik rendah
pribadi dan tidak percaya diri akan tumbuh jadi penakut, lemah dan tidak
mampu menghadapi beban dan tantangan hidup, bahkan sampai ia menjadi
dewasa.
Karena itu, seyogianya anak-anak
dipersiapkan untuk dapat melaksanakan tugas agama dan dunia. Dan hal ini
tidak akan tercapai kecuali dengan mendidik mereka untuk memiliki rasa
percaya dan harga diri, namun tidak sombong dan takabur; serta
senantiasa diupayakan agar anak dikenalkan pada hal-hal yang bernilai
tinggi dan dijauhkan dari hal-hal yang bernilai rendah.
Kiriman tulisan oleh Fendik Universitas Negeri Malang (UM) by www.imadiklus.com
Pelatihan Memasak Pempek di PKBM Wiratama
Jumat, 16 Maret 2012 bertempat di PKBM
Wiratama sekitar pukul 16.00 WIB telah diadakan Pelatihan Memasak
Pempek. Pelatihan ini merupakan permulaan dari serangkaian program PKH
(Pendidikan Kecakapan Hidup) yang ditujukan kepada warga belajar
keaksaraan. Program ini direncanakan akan berkelanjutan dengan
dilaksanakan setiap minggu.
Pelatihan
memasak pempek dimulai dengan perkenalan dari beberapa mahasiswa
Pendidikan Luar Sekolah angkatan 2009 Universitas Negeri Yogyakarta
selaku mitra kerja PKBM Wiratama. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan
mengenai pembuatan pempek yang langsung diikuti oleh para peserta
pelatihan. Pelatihan memasak pempek diikuti sekitar 19 warga belajar
keaksaraan yang mayoritas ibu-ibu rumah tangga. Pelatihan ini mendapat
respon positif dari warga belajar keaksaraan, hal ini ditunjukan dengan
antusias para peserta pelatihan mengikuti setiap arahan dan bimbingan
dari mahasiswa mulai dari membuat adonan sampai proses memasak pempek.
Pelatihan ini tidak hanya sekadar mengajarkan mengenai praktik memasak
pempek namun juga diselingi dengan belajar membaca setiap kata dari
bahan-bahan pempek yang telah tersedia.
Meskipun dengan usia yang sudah tidak lagi muda, namun para peserta pelatihan sangat bersemangat untuk mengikuti pelatihan sampai selesai. Mereka berharap dengan kegiatan semacam ini akan membawa manfaat yang baik dan mereka sangat mengharapkan kegiatan seperti ini akan terus berjalan. Sani

Meskipun dengan usia yang sudah tidak lagi muda, namun para peserta pelatihan sangat bersemangat untuk mengikuti pelatihan sampai selesai. Mereka berharap dengan kegiatan semacam ini akan membawa manfaat yang baik dan mereka sangat mengharapkan kegiatan seperti ini akan terus berjalan. Sani
by www.glendomi.com