JENDELA DUNIA

SEKOLAH DEMI KEMAJUAN BANGSA DAN NEGARA INDONESIA

KARAKTER

Pembentukan Karakter Anak Bangsa Diawali Dengan Membaca

RAINBOW

Pendidikan Selalu Mewarnai dan Mempengaruhi Dunia

My Book

My Book is My Future

My Campus

Catatan Mahasiswa Pecinta Kampus

Kamis, 14 Juni 2012

UKM UNY



Merupakan organisasi kemahasiswaan di tingkat Universitas yang fungsinya untuk mengembangkan berbagai minat, bakat dan keahlian tertentu bagi para anggota-anggotanya. UKM kegiatan ekstra kurikuler di tingkat perguruan tinggi yang berkaitan dengan penalaran dan keilmuan, minat, bakat dan kegemaran, kesejahteraan mahasiswa serta pengabdian pada masyarakat. Kegiatan-kegiatan di UKM telah terjadwal dan terprogram secara rutin menyesuaikan dengan kalender akademik, sehingga tidak mengganggu kegiatan perkuliahan anggotanya. Mahasiswa yang terlibat dalam UKM akan terbiasa dengan manajemen waktu yang baik. Mereka harus bisa membagi waktu antara kuliah, belajar, berlatih di UKM dan kegiatan sosial lainnya. Mereka juga akan terbiasa bekerja dalam team work dan dihadapkan pada suasana kompetisi. Semua pengalaman tersebut akan menumbuhkan mental yang tangguh dengan senantiasa memelihara kepribadian, sportif, jujur, mempertinggi prestasi, sopan santun serta mempunyai rasa percaya diri besar dan sanggup menguasai diri.
Universitas yakin bahwa dengan peran serta mahasiswa dalam kegiatan UKM akan menambah soft skill mereka, yang sangat bermanfaat di kemudian hari. Dan di harapkan setelah selesai masa studi di UNY mereka akan menjadi sarjana yang plus-plus.
UKM UNY dikelompokkan dalam empat bidang, yaitu Bidang Penalaran, Bidang Olahraga, Bidang Seni, dan Bidang Kesejahteraan atau Khusus. Masing-masing bidang kegiatan terdiri dari UKM-UKM. UKM tingkat universitas diantaranya :
1. Bidang Penalaran
  • UKM Penelitian
  • UKM Lembaga Pers Mahasiswa “EKSPRESI”
  • UKM Broadcasting Radio “MAGENTA FM”
  • UKM BAHASA ASING
2.  Bidang Seni
  • UKM Musik “SICMA BAND”
  • UKM Unit Studi Sastra dan Teater “UNSTRAT”
  • UKM Keluarga Mahasiswa Seni Tradisi “KAMASETRA”
  • UKM Vokal “SUARA WADHANA”
  • UKM Seni Rupa dan Fotografi “SERUFO”
3.  Bidang Olahraga
  • UKM Atletik
  • UKM Bola Basket
  • UKM Bola Voli
  • UKM Bulutangkis
  • UKM Catur
  • UKM Hoki
  • UKM Judo
  • UKM Karate
  • UKM MADAWIRNA
  • UKM Panahan
  • UKM Pencak Silat
  • UKM Renang
  • UKM Sepakbola
  • UKM Softball
  • UKM Tae Kwon Do
  • UKM Tenis lapangan
  • UKM Tenis Meja
  • UKM Marching Band “CDB”
4.  Bidang Kesejahteraan
  • UKM Unit Kegiatan Kemahasiswaan Islam (UKKI)
  • UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK)
  • UKM Ikatan Keluarga Mahasiswa Katholik (IKMK)
  • UKM Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD)
 5.  Bidang Khusus
  • UKM Resimen Mahasiswa “PASOPATI”
  • UKM Koperasi Mahasiswa
  • UKM Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia (KSR_PMI)
  • UKM Pramuka.

Rektor UNY Melepas Tim Roket ke Komurindo


YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Rektor UNY Prof Dr Rochmat Wahab MPd MA melepas Tim Roket UNY yang akan berlaga di Kompetisi Muatan Roket Indonesia (Komurindo) di ruang rapat kerja universitas (RKU). Komurindo diselenggarakan oleh Ditlabmas Ditjen Dikti bekerja sama dengan UNY, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Pemkab Kulonprogo, dan Akademi Angkatan Udara (AAU). Untuk tahun ini, Komurindo diikuti 40 tim dari 32 perguruan tinggi se-Indonesia.
Rektor menyatakan bahwa penunjukkan UNY oleh Dikti sebagai pelaksana kegiatan Komurindo 2012 merupakan sebuah kehormatan tersendiri. ''Di Yogyakarta banyak perguruan tinggi yang unggul dalam bidang teknologi, tetapi Dikti menjatuhkan pilihannya pada UNY. Hal itu harus dijadikan sebagai pemicu semangat bagi kita semua untuk menyukseskan kegiatan Komurindo. Tidak cukup hanya sampai di situ, sukses sebagai panitia penyelenggara hendaknya juga diikuti sukses prestasi,'' tegasnya.
Komurindo merupakan ajang kompetisi prestasi di bidang rancang bangun muatan roket bagi mahasiswa Indonesia. Puncak kegiatan, yakni kompetisi uji terbang muatan roket akan dilaksanakan bertempat di Pantai Congot Kulonprogo.
Sebelumnya, dilaksanakan kompetisi uji fungsional muatan roket bertempat di aula kampus UNY Wates Kulonprogo. Setelah kegiatan uji terbang, akan dilaksanakan kegiatan presentasi dari para peserta bertempat di gedung Kaca Pemkab Kulonprogo.
Menurut Dr Budi Tri Siswanto, Wakil Dekan III FT sekaligus Ketua Panitia Komurindo, tema Komurindo tahun ini ''Attitude Monitoring and Surveillance Payload''. ''Ada tiga uji dalam Komurindo yaitu uji fungsional, uji terbang dan uji analisa data,'' katanya.
Dalam Komurindo 2012 itu, UNY meloloskan dua tim yaitu Pasupati dan Ksatria Langit. Tim roket UNY terdiri atas total 10 orang dengan masing-masing tim terdiri dari lima orang. Tim UNY berasal dari Jurusan Pendidikan Teknik Elektro dan anggota UKM Rekayasa Teknologi.
Wakil Rektor III UNY, Sumaryanto MKes menjelaskan bahwa tim roket UNY sudah merancang dan merakit payload yang terdiri atas hardware payload dan software ground segmen yang telah diujicoba dan berjalan dengan baik sesuai ketentuan Komurindo. ''Mudah-mudahan kegiatan Komurindo dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Yang penting lagi tim UNY dapat memperoleh hasil terbaik pada kompetisi ini sebagaimana harapan tadi. Sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi,'' tambahnya.

Mahasiswa UNY kembangkan peta wisata elektronik


Yogyakarta (ANTARA News) - Seorang mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta mengembangkan peta wisata elektronik Kota Yogyakarta untuk memudahkan wisatawan mencari lokasi yang ingin dituju.

"Peta elektronik itu dapat membantu para pendatang menemukan tempat-tempat wisata di Kota Yogyakarta. Peta tersebut dibuat dengan dimensi panjang 54 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 81 cm," kata Hadi Rismanto di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, Yogyakarta merupakan tempat dengan predikat kota pendidikan, budaya, dan seni yang menjadi salah satu tujuan wisata paling populer di Indonesia. Namun, bagi wisatawan dari luar Yogyakarta yang baru pertama kali datang, bisa jadi kebingungan ketika berada di kota tersebut. Mereka tidak tahu mana saja tempat menarik yang dapat dikunjungi.

Ia mengatakan, Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyediakan fasilitas layanan petunjuk jalan, di beberapa tempat dipasang peta berbentuk kotak persegi. Namun, peralatan penunjuk arah dan lokasi tersebut belum lengkap.

Akibatnya, kata dia, para pengunjung kurang jelas dalam memperoleh alamat yang diinginkan. Ada pula jasa pemandu wisata, tetapi mereka cenderung memasang tarif dengan harga tinggi, sehingga tidak terjangkau masyarakat secara luas.

"Hal itu yang menginspirasi saya untuk mengembangkan peta wisata elektronik berbasis mikrokontroler ATmega 8535. Pada alat itu terdapat delapan tombol menu," katanya.

Ia mengatakan, jika salah satu tombol ditekan, lampu indikator pada peta akan menyala, menunjukan lokasi tempat yang ingin dituju dan pada layar LCD menampilkan alamat lokasi tempat tersebut.

"Kategori tempat-tempat wisata, di antaranya museum, tempat bersejarah, pusat kerajinan, pasar, pantai, kuliner, dan hotel. Total lokasi wisata pada alat itu adalah 40 lokasi, dan pada masing-masing tombol terdapat lima referensi tempat wisata," katanya.

Menurut dia, untuk pengembangan ke depan akan dilakukan penambahan pada "port" sehingga jumlah objek atau tempat wisata bisa termuat lebih banyak lagi. Selain itu, juga masih diperlukan instalasi `keypad` agar data pada mikrokontroler bisa diubah sewaktu-waktu jika lokasi atau nama tempat berubah

HIMPUNAN MAHASISWA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


Visi :
Mewujudkan mahasiswa PLS FIP UNY yang religius, kritis, kreatif, inovatif, berjiwa kemandirian dan profesionalisme menuju masyarakat belajar (learning society)


Misi :
1. Meningkatkan kajian ke-PLSan
2. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan masyarakat.
3. Meningkatkan kualitas SDM mahasiswa
4. Meningkatkan kajian keagamaan
5. Meningkatkan jiwa kemandirian mahasiswa
6. Mengoptimalkan potensi mahasiswa
7. Mengoptimalkan pencitraan HIMA ke dalam dan keluar

Bidang-Bidang :
1. Penalaran
2. PSDM
3. Seni & Olahraga
4. Kominfo
5. Kewirausahaan



http://himaplsuny.co.cc 

INSPIRATION


MY BELOVED :*




BEST FRIEND FOREVER

RUMAH PINTAR “OMAH PASINAON”



Pada dasarnya Pendidikan adalah tanggung jawab setiap warga masyarakat sebagainama telah diamanahkan dalam undang undang Negara kita, dan omah pasinaon merupakan usaha nyata sebagai bentuk tanggung jawab untuk ikut andil dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Omah pasinaon merupakan sebuah istilah bahasa jawa yang mengandung arti “Omah” rumah dan “pasinaon” belajar, jadi omah pasinaon berarti rumah belajar. Konsep pembelajaran yang ditawarkan adalah belajar sambil bermain berbasis budaya lokal dan hal ini yang membedakan dengan sekolah pada umumnya. Dimana dengan wadah ini setiap peserta didik dapat mengembangkan semua potensi dan kreatifitas yang dimilikinya. Proses pembelajaran dibagi menjadi beberapa sentra yaitu:
·         Sentra Baca
Pada sentra baca disini disediakan berbagai macam jenis buku untuk menambah pengetahuan dan wawasan sehingga dapat menumbuhkan budaya baca pada anak, selain itu sentra ini juga bisa digunakan untuk belajar bersama dalam  pendalaman materi yang di dapat dari sekolah.
·         Sentra Bermain
Sentra bermain ini merupakan tempat belajar yang di konsep dalam bentuk permainan yang mengandung nilai-nilai budaya positif salah satunya dengan menerapkan permainan tradisional. Selain dari itu disini juga bisa dijadikan sebagai pusat apresiasi terhadap kreatifitas peserta seperti membaca puisi, bercerita, menari, dan lain sebagainya.
·         Sentra Alam
Pada sentra ini peserta diajak untuk belajar di alam terbuka dan menjadikan alam sekitar sebagai media pembelajaran yang menarik sehingga akan tumbuh rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
·         Sentra Keterampilan dan Kesenian
Pada sentra ini peserta dilatih untuk mengembangkan berbagai keterampilan dan kesenian khususnya kesenian lokal yang harus dilestarikan. Kebudayaan yang menajdi salah satu kekeyaan luhur daerah menjadi bekal untuk selalu dilestarikan dalam proses  pembelajaran omah pasinaon, selain itu dengan adanya sentra ini diharapkan peserta didik mampu untuk mengembangkan keterampilan sehingga kelak berguna untuk penghidupan sehari-hari.
Metode pembelajaran yang di bagi dalam sentra tersebut diharapkan mampu mengembangkan  kemampuan anak didik secara optimal dan tentunya akan lebih menyenangkan, dalam proses pembelajaranya selalu mencoba menggunakan alat peraga agar peserta didik dapat langsung berexsperimen.
Selain kegiatan untuk anak-anak maka ada juga kegiatan untuk remaja dan masyarakat sekitar. Kegiatan pada remaja lebih ditekankan pada proses pelatihan dan pembinaan untuk dipersiapkan sebagai warga yang mampu berkontribusi bagi kemajuan daerahnya. Sedangkan kegiatan untuk masyarakat sekitar khususnya orang tua yaitu berupa pelatihan dan pemberian pemahaman akan pentingnya pendidikan sehingga masyarakat akan selalu ikut mendukung terciptanya iklim belajar pada masyarakat. Namun bagi masyarakat juga memanfaatkan fasilitas yang ada untuk kegiatan-kegiatan seperti pelatihan, penyuluhan, dan lain sebagainya.
Untuk evaluasi kegiatan akan dilaksanakan setiap selesai mengadakan kegiatan sehingga dapat diketahui hasil dari suatu kegiatan yang dilaksanakan dan agar mendapat data yang jelas untuk tindak lanjut dan pengembangan dari kegiatan tersebut. Sedangkan untuk evaluasi bulanan dilakukan pada minggu terakhir pada setiap bulannya yang mana tujuannya adalah untuk melihat kondisi dan hasil dari berbagai kegiatan yang ada sehingga dapat dikembangkan pada hal yang lebih baik.
Melihat begitu pentingya keberadaan omah pasinaon tersebut maka partisipasi dari semua pihak sangatlah diperlukan dalam mendukung berlangsungnya proses pembelaran di omah pasinaon, baik moral maupun material. Bangsa Indonesia akan lebih maju dengan pendidikan yang lebih berkualitas.

Empat Fokus Penyelenggaraan PAUD




Ada empat hal yang menjadi fokus Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Informal dan nonformal (Ditjen PAUDNI) dalam menyelenggarakan pendidikan anak usia dini. Yakni penataan lembaga PAUD, pendidik, kurikulum pembelajaran PAUD, dan pembiasaan budaya antri dan bersih.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) PAUDNI Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi pada pembukaan Rapat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dengan organisasi mitra tadi malam, di Hotel Sahit Jaya Jakarta.
Menurut Prof. Reni Akbar Hawadi, sapaan akrab Dirjen PAUDNI yang baru empat bulan dilantik itu, penataan institusi lembaga PAUD. Lembaga PAUD harus memiliki fasilitas dan layanan yang baik. Untuk mengembangkan lembaga PAUD tersebut, salah satu caranya adalah melalui kerjasama dengan lembaga keagamaan dan organsasi masyarakat.
Selain itu, ada persoalan mendasar penyelenggaraan PAUD, yaitu guru, pembimbing, dan pendamping. Mereka harus dibekali pendidikan yang lebih tinggi, termasuk ikut pada pelatihan-pelatihan,” tambah Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu.
Masalah lain, katanya, di depan 200 peserta yang terdiri dari pengurus dan anggota IGTKI, Himpaudi, Muslimat NU, Aisyiah, dan Tim PKK ini adalah kurikulum pembelajaran PAUD.
Reni juga menekankan pentingnya menanamkan budaya antri dan bersih mulai usia dini. “Pesan ini dari Bapak Presiden SBY bagus sekali karena hal ini merupakan persoalan kita sejak lama,” katanya.
Untuk itu, tambah Reni, pemerintah dan organisasi mitra perlu duduk bersama untuk mencari jalan agar persoalan tersebut bisa diatasi. “Apalagi harapan kita bahwa pada masa mendatang setiap desa kita harus punya lembaga PAUD. Organisasi mitra harusnya ikut melakukan pemetaan,” jelasnya.
Sementara itu, pada kegiatan yang sama, Direktur Pembinaan PAUD Dr. Erman Syamsudin menjelaskan Rapat Koordinasi yang berlangsung setiap tahun ini, dilaksanakan dengan tujuan mencari persamaan pandangan terhadap perkembangan PAUD di tanah air. “Di sini kita akan mencari jalan keluar bagaimana meningkatkan mutu dan mengejar APK tersebut. (Sugito/HK)

Dirjen PAUDNI: Tingkatkan Mutu PAUD untuk Cetak Generasi Ema




Untuk mencetak generasi emas Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI) akan meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini (PAUD).
Hal tersebut dinyatakan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Dirjen PAUDNI) Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi Psi., saat ditemui sejumlah pewarta di ruang kerjanya, Selasa (1/5).
Untuk menggenjot program PAUD, Ditjen PAUDNI akan tetap memberikan bantuan rintisan, alat permainan edukasi, dan serangkaian program yang telah disiapkan. Hal tersebut bertujuan untuk mewujudkan generasi emas. Sehingga pada 2045, saat peringatan ulang tahunIndonesiayang ke-100, terciptalah generasi muda yang kamil dan paripurna.
Sebelumnya,  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh mengatakan, untuk menghasilkan generasi muda yang luar biasa, maka persiapannya harus dipupuk sejak usia dini. Hal tersebut senada dengan tema peringatan Hardiknas 2012 yakni Bangkitnya Generasi EmasIndonesia.
Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesiaitu menuturkan mengenai pentingnya PAUD. Usia dini merupakan masa keemasan (the golden age) seorang anak. Fase tersebut juga menjadi periode yang sangat penting dalam perkembangan fisik dan mental seorang manusia.
Tumbuh kembang anak pada usia dini akan sangat menentukan kualitas kecerdasan, kesehatan, dan kematangan emosional di masa mendatang. “Anak usia dini harus terpenuhi kecukupan gizinya,” ucap Prof. Reni, sapaan akrab Dirjen PAUDNI.
Menurut Prof. Reni, yang dimaksud dengan gizi bukan hanya asupan makanan bagi anak. Namun, juga pendidikan bagi mereka. Sejak usia dini, seorang anak perlu bermain sambil belajar. (Yohan/HK

Selasa, 08 Mei 2012

pendidikan berkelanjutan

Telah diketahui bersama bahwa di Indonesia setiap tahun diselenggarakan peringatan Hari Pendidikan Nasional. Berkaitan dengan hal ini, sepatutnya harus jelas peringatan tersebut ditempatkan dalam perspektif seperti apa. Perspektif yang dicari adalah yang bersifat jangka panjang yang merupakan visi bangsa yang akan diwujudkan oleh Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Visi bangsa yang dimaksud di sini adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang berbunyi sebagai berikut: Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 telah secara sangat jelas menyebutkan bahwa Pemerintah NKRI mempunyai kewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa pada hakekatnya adalah memajukan pendidikan. Upaya untuk mewujudkannya antara lain telah dibuat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Keberadaan kedua Undang-Undang tersebut diharapkan mampu menjamin pemerataan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Tantangan global dalam bidang pendidikan adalah menjadikan dunia pendidikan di Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara di dunia. Atau harus mampu menjadi World Class University. Sesungguhnya upaya untuk membuat dunia pendidikan di Indonesia berkualitas telah dilakukan oleh Pemerintah, yaitu dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang berisikan standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, penilaian pendidikan. Standar Nasional Pendidikan ini difokuskan untuk pendidikan Taman Kanak-Kanak, pendidikan Dasar, Dan pendidikan Menengah. Kualitas yang tinggi dari ketiga pendidikan tersebut akan berdampak terhadap kualitas pendidikan Tinggi. Keberadaan Standar Nasional Pendidikan ini belum cukup untuk menjadikan pendidikan di Indonesia berkualitas. Standar yang menyangkut berbagai macam isi ini perlu diterapkan dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan dalam menerapkan SNP sangat bergantung pada kualitas Guru dan Dosen. Untuk meningkatkan kualitas guru dan dosen, dilaksanakan program kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi untuk guru. Sedangkan untuk dosen diberlakukan program kualifikasi, kompetensi, sertifikasi, dan jabatan akademik. Sangat diharapkan keberadaan Sistem Pendidikan Nasional, Standar Nasional Pendidikan, Kualitas Guru dan Dosen akan mampu mengungkit daya saing sumber daya insani bangsa yang sejajar dengan bangsa-bangsa di dunia ini. Hal ini harus dapat diwujudkan untuk memperbanyak bukan hanya World Class University saja namun juga harus mampu menjadikan pendidikan TK, SD, SMP, SMA berkualifikasi World Class. Kebijakan menjadikan dunia pendidikan di Indonesia berkualitas dan berdaya saing di dunia Internasional jangan hanya ditempatkan dalam perspektif kebijakan sesaat, namun harus bersifat keberlanjutan.
A. Pengertian Pendidikan Berkelanjutan
Pendidikan berkelanjutan (continuing education) didefinisikan oleh the accrediting commission of the continuing education. Sebagai berikut: Continuing education as the further development of human abilities after entrance into employment or voluntary activities. It includes in- service, upgrading, and updating education. It may be occupational education or training whichfurthers career or personal development. Continuing education includes that study made necessary by advances in knowledge. (Apss, 1979: 68-69). Berdasarkan definisi di atas dapat dikemukakan bahwa pendidikan berkelanjutan merupakan kesempatan belajar bagi orang dewasa untuk meningkatkan kemampuan setelah mereka melakukan suatu kegiatan atau suatu pekerjaan sukarela di masyarakat. Pasal 12 UU RI tahun 2003 menyebutkan bahwa: 1. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar 2. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan 3. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat 4. Pendidikan yang sederajat dengan SMA atau MA adalh program seperti paket C pada jalur pendidikan nonformal.
B. Tujuan Pendidikan Berkelanjutan Pendidikan berkelanjutan diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbale balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.

by http://ririniest.wordpress.com/2010/07/06/pendidikan-berkelanjutan/

Pemberdayaan Perempuan dan Perubahan Sosial

Dalam harian Kompas beberapa waktu lalu disebutkan, komitmen Indonesia dalam melaksanakan tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals atau MDG’s) mengalami penurunan yang signifikan. Posisi terakhir, hanya dapat disejajarkan dengan Myanmar dan negara-negara Afrika umumnya.
Jangan tanya negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang di dasawarsa 70-an banyak belajar dari Indonesia, dengan mendatangkan sejumlah mahasiswa ke berbagai perguruan tinggi dan para pekerja minyak ke Pertamina. Jadilah University of Malaysia dan Petronas seperti sekarang, meninggalkan jauh “guru”-nya.
Selain pendidikan dan perminyakan, salah satu yang paling menonjol ialah tentang kesetaraan gender yang merupakan salah satu indikator MDG’s.
Berbicara soal pergerakan perempuan Indonesia, sebenarnya tak terlepas dari kemajuan bangsa Indonesia sendiri. Gerakan emansipasi yang banyak didengungkan organisasi wanita barat mem-booming pada dasawarsa kedua di abad ini. Hal tersebut direspon oleh para elit wanita Indonesia dengan melaksanakan Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta, pada akhir tahun 1928. Ini dapat dikatakan sebagai kemerdekaan kaum perempuan, yang mendahului kemerdekaan negara Indonesia sendiri.
Secara sosial budaya, peristiwa ini merupakan tonggak sejarah kemajuan wanita Indonesia. Bayangkan saja, pada masa itu kungkungan adat sering dituding menomorduakan wanita Indonesia di belakang kaum pria. Demikian pula penterjemahan yang salah dari dogma agama, seolah menjadi pembenaran bahwa kaum perempuan harus berada di belakang kaum adam dalam segala aspek dan bidang kehidupan.
Dari peristiwa Kongres Perempuan Indonesia I tadi dapat dikatakan, respon perempuan Indonesia waktu itu, untuk mengadakan kongres adalah suatu proses perubahan sosial-budaya, yang merupakan bagian dari proses pembangunan masyarakat Indonesia.
Sama halnya seperti lahirnya sejumlah program penanggulangan kemiskinan yang mulai dipertegas melalui UU No. 5 Tahun 1990, tentang Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) untuk hal yang bersifat ekonomi kerakyatan. Program IDT disusul dan dilengkapi P3DT untuk kegiatan infrastruktur pedesaan. Selanjutnya “dikawinkan” melalui program PPK yang menangkap kedua program (ekonomi dan infrastruktur) yang dikenal dengan open menu. Kemudian disusul dengan kegiatan sejenis untuk di perkotaan dengan nama P2KP.
Namun, sebenarnya yang membedakan adalah payung besarnya. PPK melalui Kementrian Dalam Negeri, dan P2KP melalui Departemen Pekerjaan Umum, meski keduanya sama-sama menyitir pemberdayaan perempuan sebagai salah satu isunya.
Secara socio-anthropologist, suatu pembangunan dapat dikatakan sebagai suatu proses yang secara sengaja diadakan untuk mendorong perubahan sosial budaya ke suatu arah tertentu. Sedangkan perubahan sosial budaya, seperti yang dikatakan Antropolog dan peneliti senior LIPI EKM Masinambow, merupakan suatu proses perubahan yang mencakup, antara lain menggeser hal-hal yang sudah ada, menggantikannya, mentransformasikannya, dan menambah yang baru, yang kemudian berdiri berdampingan dengan hal-hal uang sudah ada.
Kembali ke masalah pembangunan yang berwawasan gender (Gender Equitable Development atau GED) yang di Indonesia saat ini sering dikaitkan dengan kemiskinan dan pembangunan yang tak berkelanjutan. Ahli Community Capacity Building lulusan Columbia University (AS), Aisyah Muttalib mengatakan, GED adalah suatu transformasi untuk men-gender-kan (en-gender) ekonomi hingga akan terwujud suatu tatanan ekonomi baru, di mana pemerataan gender dipegang sebagai suatu nilai yang paling mendasar.
Ekonomi baru seperti inilah yang telah dijalankan oleh seluruh wanita di dunia secara otomatis sebagai kodrat kewanitaannya. Mereka mengelola sumber daya demi mempertahankan segalanya. Bukan saja kehidupan diri, tapi juga keluarganya, masyarakat, dan anak-anak yang dilahirkannya. (Tety Hartya, Praktisi Pemberdayaan Perempuan/Ari Hariadi, mantan Community Development & Women In Development NTT-WRDS CIDA, KMW I P2KP-2 Kalbar; Nina)

by http://www.p2kp.org/wartaarsipdetil.asp?mid=1669&catid=2&

Kesetaraan: Pendidikan Berbasis Jender

Biaya pendidikan yang setiap tahunnya semakin bertambah mahal semakin membebani orangtua siswa. Akibatnya, bagi siswa dari keluarga miskin, sekolah semakin menjadi impian.

Untuk menikmati fasilitasi pendidikan "berkualitas" semakin tidak memungkinkan. Banyak anak-anak usia sekolah dari keluarga miskin melanjutkan studinya di sekolah yang kualitasnya di bawah standar. Yang penting, biaya terjangkau oleh kocek pendapatan orangtua mereka.

Mahalnya biaya pendidikan di Indonesia disebabkan oleh arus komersialisasi pendidikan. Pendidikan menjadi komoditas yang ditawarkan kepada siswa (orangtua siswa) dengan berbagai variasi biaya.

Pendidikan berkategori "unggulan" biayanya tentu saja setinggi langit. Banyak sekolah unggulan mematok biaya pendidikan mahal. Mulai dari sumbangan pengembangan institusi yang besarnya jutaan rupiah, biaya seragam, biaya kegiatan ekstrakurikuler, hingga buku teks wajib yang seharusnya tidak menjadi beban orangtua siswa.

Dampak komersialisasi pendidikan lambat laun akan membuat diskriminasi hak memperoleh fasilitasi pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin. Padahal, menikmati pendidikan yang berbiaya murah dan berkualitas adalah merupakan bentuk perwujudan hak asasi manusia, hak sosial-ekonomi-budaya yang seharusnya menjadi tanggung jawab negara.

Pemerintah (negara) ini yang telah mengikrarkan diri untuk berkomitmen pada Sasaran Pembangunan Milenium (MDGs) memiliki tanggung jawab untuk memfasilitasi upaya pencapaian pendidikan dasar bagi anak-anak usia sekolah.

Hak memperoleh fasilitasi pendidikan harus dijamin melalui subsidi negara secara berkelanjutan melalui alokasi anggaran negara yang layak.

Sayangnya, filosofi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 (UU Sisdiknas) menjadikan pendidikan bukan lagi sepenuhnya tanggung jawab negara. Negara seolah lepas tangan dalam membiayai pendidikan bagi masyarakat. Pendidikan justru dilepas sebagai "kewajiban" masyarakat untuk ikut andil dalam pembiayaan pendidikan.

Tidak mengherankan alokasi anggaran pendidikan di Indonesia yang dipatok dalam APBN masih belum memenuhi batas minimal 20 persen.

Minimnya alokasi anggaran negara untuk program pendidikan memang akan menyebabkan dampak buruk bagi komitmen memfasilitasi hak anak-anak miskin memperoleh pendidikan layak. Akan semakin banyak anak-anak usia sekolah yang tidak meneruskan sekolah.

Data riset Education Watch tahun 2006 menyebutkan bahwa kecenderungan realitas tidak meneruskan sekolah bagi anak- anak dari keluarga miskin makin meningkat persentasenya. Data anak-anak dari keluarga miskin yang jebol sekolah ketika duduk di bangku sekolah dasar meningkat menjadi 24 persen, sedangkan yang tidak melanjutkan ke bangku sekolah menengah pertama menjadi 21,7 persen. Sementara anak-anak usia sekolah dari keluarga miskin yang jebol sekolah ketika memasuki bangku usia sekolah menengah mencapai 18,3 persen, dan yang tidak meneruskan ke jenjang pendidikan sekolah menengah atas dari sekolah menengah pertama mencapai 29,5 persen.

Diskriminasi

Ironisnya, kebanyakan anak- anak usia sekolah dari keluarga miskin yang gagal melanjutkan sekolah dari jenjang SD ke SMP atau dari SMP ke SMA mayoritas (72,3 persen) adalah siswa perempuan.

Anak-anak perempuan usia sekolah yang tidak meneruskan sekolah selain karena minimnya biaya pendidikan dari keluarga, juga karena masih terjerat cara pandang patriarkis orangtua.

Orangtua anak-anak perempuan usia sekolah dari keluarga miskin menganggap anak-anak perempuan mereka tidak usah melanjutkan sekolah. Lebih baik anak perempuannya langsung dinikahkan atau didorong bekerja di sektor publik sebagai pembantu rumah tangga atau buruh informal.

Kondisi demikian menjadikan anak-anak perempuan usia sekolah dari keluarga miskin menjadi kelompok sosial yang dilanggar hak sosial-ekonomi-budayanya. Mereka tidak bisa mendapatkan hak memperoleh (menikmati) pendidikan yang berkualitas dan berbiaya murah.

Andai kata pun anak-anak perempuan usia sekolah dari keluarga miskin bisa meneruskan studi sampai jenjang sekolah menengah, mereka terpuruk menjadi pekerja sektor informal berupah murah.

Membaca realitas di atas, maka sebenarnya dunia pendidikan di negeri ini telah mendiskriminasi hak-hak anak perempuan.

Pendidikan alternatif

Untuk itulah saat ini perlu bagi kalangan penggiat pendidikan alternatif untuk mengembangkan program pendidikan berbasis kesetaraan jender.

Langkah-langkahnya adalah, pertama, perlu dirumuskan reorientasi kurikulum pendidikan sekolah alternatif yang sensitif jender sehingga ada penghormatan terhadap hak-hak anak-anak perempuan.

Kedua, perlu kalangan penggiat pendidikan alternatif untuk mendesak adanya plafon subsidi anggaran pendidikan yang khusus untuk anak-anak usia sekolah dari komunitas perempuan (keluarga miskin) sehingga mereka bisa melanjutkan studi setidaknya sampai lulus jenjang sekolah menengah atas.

Ketiga, perlu diimplementasikan program perwujudan kesetaraan hak pendidikan bagi anak perempuan dalam berbagai jenjang dan jenis pendidikan.

Keempat, kesetaraan dalam mengaktualisasikan diri dalam proses dan kegiatan belajar-mengajar. 

by http://www.menegpp.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=103:kesetaraan-pendidikan-berbasis-jender-&catid=49:artikel-gender&Itemid=116

Program Aksara sebagai Menu Pendidikan Keaksaraan

Seperti apa yang telah digembar-gemborkan saat ini mengenai pendidikan kewirausahaan, isu utama dalam pembangunan nasional tampaknya terletak pada pengembangan kewirausahaan sebagai peningkatan pembangunan ekonomi. Wacana tersebut menjadi pertimbangan dalam menapaki konsep peningkatan pengembangan pendidikan di negeri ini. Indonesia mulai menyadari akan pentingnya kewirausahaan diterapkan diberbagai aspek dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran. Rintisan ini menjadi amanat yang perlu diemban oleh para praktisi pendidikan luar sekolah di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional.
Sejak tahun 2008 Indonesia telah bergabung dengan program LIFE (Literacy Initiative for Empowerment) yang digulirkan oleh UNESCO bagi sembilan Negara penyandang buta aksara terbesar termasuk di dalamnya Indonesia. Sejalan dengan program LIFE, dibangunlah dalam kerangka kerja AKRAB (Aksara agar Berdaya) pada tahun 2009 sebagai upaya penuntasan buta aksara melalui pendidikan keaksaraan terintegrasi dengan kecakapan hidup yang diharapkan nantinya dapat mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di negeri ini.
Tidak hanya sekedar memberikan jala ataupun perahu bagi para nelayan, namun hal yang lebih penting bagi mereka adalah pemberian fasilitas seperti TPI (Tempat Pelelangan Ikan) atau target market hasil penangkapan ikan itu sendiri mau dijual kemana. Hal seperti inilah yang musti diperhatikan dalam pengelolaan pengembangan pendidikan terutama bagi pendidikan keaksaraan. Karena masyarakat tidak hanya butuh dapat membaca saja, pemenuhan kebutuhan sehari-hari mereka yang lebih perlu diperhatikan.
Fokus pendidikan keaksaraan ke depan tidak hanya keaksaraan dasar, tetapi memberdayakan secara ekonomi, sosial, dan budaya serta diharapkan pendidikan keaksaraan dapat bermakna bagi masyarakat dan mampu menjawab tantangan saat ini. Begitulah yang disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Hamid Muhammad saat memberikan keterangan pers terkait peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-45 2010 di Gerai Informasi dan Media Kemdiknas, Jakarta. Yang rencananya peringatan HAI akan dilaksanakan pada 10 Oktober 2010 di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Tema dari peringatan itu sendiri adalah “Aksara Membangun Keadaban dan Karakter Bangsa .
Pendidikan keaksaraan dimungkinkan tidak sebatas penerapan Budaya Literasi (BUDAL), dengan pendidikan kewirausahaan menjadi unsur utama bagi pemenuhan akan outcome dari pendidikan keaksaraan itu tadi. Bukan berarti pendidikan kewirausahaan terlepas dari keberaksaraan, namun keduanya saling bersinergi. Sehingga muatan yang ada pada segi kewirausahaan dimasukkan dalam pendidikan keaksaraan, dengan begitulah Program Aksara Kewirausahaan akan dapat tercapai. Program pendidikan keaksaraan ini nantinya diintegrasikan dengan program kecakapan hidup, disamping keaksaraan dasar.
Direktur Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal PNFI Ella Yulaelawati juga menyampaikan adanya Program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM). Program keaksaraan diintegrasikan dengan pemberdayaan melalui seni budaya lokal dan cerita rakyat. Selain itu, pemberdayaan dilakukan dengan memperluas akses Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dengan pempublikasian koran desa, semacam jurnalisme desa yang dilatih untuk membuat korannya sendiri.
Kata merdeka dari buta aksara akan lebih bermakna dengan konsep kewirausahaan dengan berbagai bentuk keterampilan yang diintegrasikan. Tidak hanya keterampilan semata, tetapi dibelajarkan dengan diberi modal dasar dan modalnya dari bantuan itu. Dan perlu diketahui, sebagaimana visi dari Ditjen PNFI adalah terwujudnya manusia Indonesia pembelajar sepanjang hayat dan yang salah satu misinya yaitu program pendidikan keaksaraan bermutu yang mampu meningkatkan kompetensi keaksaraan pada semua tingkatan (dasar, fungsional, dan lanjutan) bagi penduduk buta aksara dewasa secara meluas, adil, dan merata untuk mendorong perbaikan kesejahteraan dan produktivitas penduduk dan ikut serta dalam mendukung perbaikan peningkatan IPM.
Demi tercapainya Program Rintisan Aksara Kewirausahaan ini, Kemdiknas telah menunjuk 100 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) untuk melaksanakan program keaksaraan melalui kewirausahaan atau lebih simpel lagi dengan sebutan Aksara Kewirausahaan. Bantuan program rintisan ini sebanyak Rp 70 juta per lembaga. Nantinya bantuan ini memang selayaknya dikelola dan dipergunakan dengan sebaik dan sebenar-benarnya sesuai kebutuhan program yang diselenggarakan bagi masyarakat sesuai dengan target sasaran.
By Muarif Untuk imadiklus.com

Life Skills atau Ketrampilan, Kecakapan Hidup

Ketrampilan/kecakapan   Hidup Atau Life Skills menurut WHO Adalah “Berbagai Keterampilan Atau Kemampuan Untuk Dapat Beradaptasi Dan Berperilaku Positif Dalam  Menghadapi Berbagai Tantangan Dan Tuntutan Hidup Secara Efektif“. Ketrampilan hidup yang dimaksud adalah  ketrampilan secara total baik fisik, mental dan spiritual, yang bermanfaat  untuk mengelola dirinya sendiri, dalam menghadapi lingkungan maupun  upaya membentuk kemandirian.
 
Ketrampilan/kecakapan  Hidup atau Life Skills  tersebut antara lain yaitu  : trampil  dalam memecahkan masalah;  trampil berpikir kritis ; trampil mengambil keputusan, trampil berfikir kreatif; trampil komunikasi interpersonal; trampil bernegosiasi;  trampil mengembangkan kesadaran diri, trampil berempati  dan juga trampil mengatasi stres dan emosi. Bila ketrampilan atau kecakapan hidup ini dimiliki oleh para  remaja, maka sudah pasti mereka akan lebih mudah  dalam menghadapi  kondisi, situasi, tantangan dan masalah  yang semakin hari semakin banyak dan semakin  kompleks. Karena mereka dapat berfikir cerdas dan mampu untuk memilah dan memilih mana yang baik dan bermanfaat bagi dirinya dan mana yang harus dihindari dan dijauhinya.
 
Ketrampilan/kecakapan Hidup atau Life Skills  akan lebih bermakna bila remaja juga dibekali dan diberi pemahaman  dalam penghayatan tentang  nilai-nilai  moral dalam kehidupan, diantaranya: beriman, ulet, percaya diri dan bertanggung jawab.
Nilai moral yang berasal dari kata  ” Mores ”  atau ” Moralis” yang mempunyai arti kelakuan, tabiat, watak, akhlak dan juga  cara hidup ( E.Y Kanter, 2001),  yang biasanya berhubungan dengan perbuatan, sikap, tingkah laku yang bersifat kebaikan-kebaikan. Hal tersebut tentu dapat terbentuk melalui bimbingan dan peneladanan–peneladanan dari orang tua dan keluarganya, karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang terdekat dan terbaik bagi remaja.
 
Nilai – nilai  moral dalam kehidupan ini bukan hanya untuk difahami semata, namun yang terpenting adalah implementasinya dalam kehidupan mereka. Untuk memberikan peneladanan kepada remaja tentu orang tua harus memilki nilai moral itu sendiri, berikutnya baru bisa  memberikan bimbingan kepada para remaja.
 
Intinya adalah;  bahwa nilai moral dan life skill itu merupakan fondasi yang harus dimiliki oleh para remaja. dan yang penting dilakukan  orang tua harus dapat  memberikan peneladanan kepada mereka. ( Art, S)
 
by http://www.bkkbn.go.id/artikel/Pages/Life-Skills-atau-Ketrampilan,-Kecakapan-Hidup.aspx
 

PAUD Menyongsong Kualitas Anak Masa Depan



Pada Undang-Undang Khusus yang mengatur tentang anak yaitu dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pada pasal 53 ayat (1): Pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan dan/atau bantuan cuma-cuma atau pelayanan khusus bagi anak dari keluarga tidak mampu, anak telantar, dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil.


Implikasi undang-undang itu adalah anak dari keluarga tidak mampu akan mendapatkan biaya pendidikan secara cuma-cuma dari pemerintah. Permasalahannya, bagaimana pemerintah menyosialisasikan dan membuat masyarakat mudah mengaksesnya.


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sedang digalakkan di berbagai tempat di wilayah Indonesia. Pendidikan anak memang harus dimulai sejak dini, agar anak bisa mengembangkan potensinya secara optimal. Anak-anak yang mengikuti PAUD menjadi lebih mandiri, disiplin, dan mudah diarahkan untuk menyerap ilmu pengetahuan secara optimal.


Itulah yang saya alami sebagai guru Madrasah Ibtidaiyah atau sekolah yang setara dengan sekolah dasar di ujung UTara Kabupaten Magelang karena kebetulan saya mengampu kelas satu.Siswa yang sebelumnya memperoleh PAUD akan sangat berbeda dengan siswa yang sama sekali tidak tersentuh PAUD baik informal maupun nonformal. Ibarat jalan masuk menuju pendidikan dasar, PAUD memuluskan jalan itu sehingga anak menjadi lebih mandiri, lebih disiplin, dan lebih mudah mengembangkan kecerdasan majemuk anak.


Fenomena yang terjadi di Kabupaten Magelang mulai tahun ajaran baru 2007-2008 pemerintah memperbolehkan anak masuk SD tanpa melalui TK. Anjuran tersebut harus dipertimbangkan lagi jika pemerintah ingin menyukseskan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Dari hasil observasi di beberapa MI dan SD, tingkat drop out siswa SD yang tidak melalui TK lebih tinggi daripada siswa yang melalui TK. Pemerintah harus memikirkan akibat yang ditimbulkan. Kesenjangan pasti terjadi.


Pemerintah harus lebih tanggap pada fenomena tersebut, karena dengan memperbolehkan anak masuk SD tanpa melalui TK berarti telah mengabaikan suatu pendidikan di usia dini yang paling dasar bagi anak. Konsep bermain sambil belajar serta belajar sambil bermain pada PAUD merupakan pondasi yang mengarahkan anak pada pengembangan kemampuan yang lebih beragam. Kebijakan pemerintah kabupaten akan ikut menentukan nasib anak serta kualitas anak di masa depan.


Masa depan yang berkualitas tidak datang dengan tiba-tiba, oleh karena itu lewat PAUD kita pasang pondasi yang kuat agar di kemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia yang berkualitas.


Di samping pemerintah, masyarakat adalah komunitas yang sangat berperan untuk mengembangkan PAUD. Jika kendalanya masalah biaya, masyarakat dalam hal ini lembaga penyelenggara PAUD bisa menyiasatinya dengan mereduksi biaya melalui kreativitas membuat alat peraga sendiri, menghilangkan kewajiban seragam, serta memenuhi gizi anak-anak PAUD melalui program pemerintah.


Alternatif lain PAUD bisa diselenggarakan oleh kelompok perempuan di masyarakat, dengan membekali diri melalui pelatihan PAUD (banyak organisasi/LSM yang bersedia mmeberikan pelatihan cuma-cuma). Mereka bisa bergantian menjadi pendamping anak-anak pada PAUD. Tentu saja untuk menerapkan ide ini diperlukan inisiasi pemerintah untuk menyosialisasikan serta memberdayakan masyarakat terutama di daerah terpencil.


PAUD nonformal khusus seperti Taman Pendidikan Alquran juga bisa diintegrasikan dengan PAUD umum yang bertujuan mengoptimalkan pengembangan kecerdasan majemuk anak.


Kita bisa memulainya dari mana saja terutama dari diri kita masing-masing. Berikanlah yang terbaik buat anak untuk menyongsong masa depannya, masa depan anak Indonesia yang cemerlang. 


oleh http://re-searchengines.com/0607endah.html

Selasa, 24 April 2012

Rambut Rontok pada Wanita

Rambut Rontok pada Wanita
20-10-2009 | Bekti - medicastore.com



Pada awalnya kita mungkin tidak menyadari rambut rontok yang dialami, bisa berawal dari beberapa helai rambut yang tertinggal di sisir atau lantai kamar mandi hingga akhirnya kulit kepala yang dapat terlihat dengan jelas. Kebotakan sering digambarkan sebagai rambut rontok yang berlebih di kepala & bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti faktor keturunan, efek samping dari pengobatan tertentu ataupun karena adanya masalah kesehatan. Walaupun kebotakan lebih banyak ditemui pada pria, wanita juga mempunyai masalah tersebut terutama rambut rontok. Hal ini biasanya lebih merisaukan para wanita karena rambut selalu diidentikkan dengan mahkota pada wanita.

Tipe rambut rontok pada wanita
Tidak seperti pria, rambut rontok pada wanita biasanya dimulai menjelang usia 50 tahun & tidak berkaitan dengan faktor keturunan atau pola tertentu. Biasanya juga wanita yang mengalami rambut rontok tidak menyadari apakah hal tersebut bersifat tetap atau sementara, karena ada beberapa kejadian yang dapat menyebabkan rambut rontok seperti kehamilan atau menderita penyakit tertentu.

Berikut adalah tipe-tipe rambut rontok pada wanita :
  • Androgenetic alopecia
    Merupakan tipe rambut rontok akibat keturunan dengan pola terjadinya penipisan rambut di bagian tengah kepala.
  • Alopecia areata
    Pola kerontokan rambut yang berulang & terjadi akibat suatu penyakit tertentu yang dapat terjadi di kulit kepala & alis.
  • Telogen effluvium
    Suatu kondisi dimana terjadi perontokan rambut di seluruh kulit kepala, dapat terjadi secara cepat ataupun lambat. Bisa terjadi akibat demam tinggi, kekurangan gizi yang parah ataupun karena kekurangan darah yang kronik akibat menstruasi berat.
  • Hipotiroidisme
    Defisiensi tiroid kerap dihubungkan dengan rambut yang menipis atau botak
  • Sindrom kekurangan anagen
    Suatu kondisi yang terjadi dimana rambut menjadi cepat rontok sebelum siklus pertumbuhan yang normal selesai
  • Kehamilan
    Perubahan hormone selama kehamilan ataupun adanya stres saat hamil dapat menyebabkan rambut rontok.
  • Traction alopecia
    Kebiasaan untuk menyisir rambut ke arah tertentu (belahan rambut) secara terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan pada rambut & kulit kepala sehingga membuat rambut menjadi rontok.
  • Bahan kimia tertentu
    Beberapa bahan kimia tertentu yang terdapat di dalam kaleng kemasan produk perawatan rambut dapat menyebabkan kerusakan pada kulit kepala yang berakibat rambut menjadi rontok.
  • Trichotillomania
    Atau dapat juga disebut dengan kebiasan menarik-narik rambut dapat menyebabkan rambut menjadi mudah rontok.
Skala rambut rontok pada wanita
Ada 2 skala penilaian rambut rontok pada wanita, yaitu skala Ludwig & skala Savin. Dalam hal intensitas & tujuan keduanya identik, kecuali pada skala Savin juga menilai penipisan di seluruh bagian rambut.

Seperti terlihat pada gambar dibawah, gambar 1-8 menunjukkan skala rambur rontok mulai dari yang ringan sampai yang berat. Gambar ke 8 & 9 termasuk sangat jarang ditemui.



Pengobatan
Kebotakan baik yang bersifat permanen ataupun sementara tidak dapat diobati, tetapi untuk rambut rontok dapat dilakukan perawatan untuk membantu proses pertumbuhan rambut. Untuk beberapa tipe rambut rontok, biasanya rambut dapat tumbuh kembali tanpa perawatan.

Efektivitas dari pengobatan yang dilakukan untuk perawatan rambut rontok sangat tergantung dari penyebab rambut rontok, skala rambut rontok serta respon dari tiap individu terhadap pengobatan yang dilakukan. Biasanya semakin besar skala rambut rontok maka pengobatan juga menjadi kurang efektif.

Pengobatan yang biasa digunakan untuk perawatan rambut rontok adalah :

  • Minoxidil
    Sedian yang mengandung minoxidil dapat dibeli di apotik tanpa menggunakan resep, biasanya dugunakan untuk perawatan androgenetic alopecia & alopecia areata. Sediaan ini biasanya berupa cairan yang dioleskan di kulit kepala sehari 2 kali untuk membantu pertumbuhan rambut & menjaga supaya tidak terjadi kerontokan rambut. Sediaan yang tersedia biasanya yang terdiri dari konsentrasi 2 % dan 5%.

    Rambut baru yang tumbuh dari perawatan dengan minoxidil biasanya lebih tipis & pendek dari rambut yang lain tapi cukup untuk menutupi kebotakan pada rambut. Biasanya perlu waktu 12 minggu supaya rambut baru bisa tumbuh, bila setelah penggunaan selama 6 bulan hasil yang didapat kurang maka biasanya dokter akan menyarankan untuk menghentikan penggunaan. Bila perawatan dihentikan maka rambut akan berhenti tumbuh. Efek samping yang mungkin timbul dapat berupa iritasi pada kulit kepala.

  • Finasteride
    Sediaan ini hanya dapat diperoleh melalui resep dokter & biasanya digunakan untuk mengatasi kebotakan pada pria. Finasteride tidak dapat digunakan untuk pengobatan rambut rontok pada wanita terutama wanita hamil karena mempunyai efek samping terhadap janin yang dikandung, terutama janin laki-laki. Sama seperti minoxidil maka apabila pengobatan dihentikan rambut akan berhenti tumbuh.

  • Kortikosteroid
    Injeksi kortison pada kulit kepala dapat digunakan untuk mengatasi alopecia areata. Perawatan biasanya dilakukan rutin setiap bulan. Terkadang dokter juga akan meresepkan pengunaan kortikosteroid tablet untuk mengatasi rambut rontok yang parah. Rambut baru akan tumbuh 4 minggu setelah penyuntikan dilakukan. Tersedia juga bentuk sediaan krim atau salep tetapi kurang efektif dibandingkan sediaan injeksi.

  • Anthralin
    Tersedia dalam bentuk salep atau krim yang dioleskan di kulit kepala. Biasanya dokter meresepkan ini untuk mengobati psoriasis, tetapi terkadang dapat juga digunakan untuk perawatan masalah kulit lainnya. Anthralin biasanya digunakan untuk pengobatan alopecia areata, rambut baru akan tumbuh sekitar 12 minggu kemudian.

  • Operasi
    Cangkok rambut atau transplantasi rambut dapat digunakan untuk kasus androgenetic alopecia dimana pengobatan lain tidak efektif. Pada saat transplantasi, dokter akan menanam rambut yang berasal dari bagian bawah atau samping ke bagian kulit kepala yang botak. Biasanya dibutuhkan beberapa kali proses transplantasi untuk menutupi kebotakan tersebut.

    Selain metode cngkok rambut juga terdapat operasi untuk memperkecil kulit kepala. Dimana kulit kepala yang botak dipindahkan kemudian ditempat tersebut ditutupi dengan kulit kepala yang normal. Teknik ini bisa dikombinasikan dengan cangkok rambut.

    Prosedur operasi ini harus dilakukan oleh dokter yang ahli. Prosesnya membutuhkan biaya yang mahal & juga kadang menyakitkan. Resiko efek samping yang mungkin terjadi adalah timbulnya infeksi & bekas luka. Perlu waktu sekitar 6 bulan untuk evaluasi mengenai hasil yang didapat.
Cara lain yang dapat dipilih adalah dengan menggunakan wig atau rambut palsu apabila ternyata pengobatan yang dilakukan tidak memberikan hasil yang memuaskan. Saat ini telah tersedia beberapa model rambut palsu baik dengan rambut asli ataupun rambut sintetis yang dapat dipilih. Metode apapun yang ingin dilakukan sebaiknya konsultasikan dahulu dengan ahlinya & sesuaikan juga dengan budget anda.
by medicastore.com 

KESALAHAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK



Keluarga (disamping sekolah dan masyarakat) memegang peranan penting dalam pendidikan anak. Karena keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam fase pertumbuhannya, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupannya (usia pra-sekolah). Pada masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah sesudahnya.
Para ulama Islam banyak memberikan perhatian dan membahas tentang pentingnya pendidikan melalui keluarga. Syaikh Abu Hamid Al Ghazali ketika membahas tentang peran kedua orangtua dalam pendidikan anak mengatakan: “Ketahuilah, bahwa anak merupakan amanat bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari pahatan dan bentukan, dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada apa saja yang disodorkan kepadanya. Jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan dia akan tumbuh dalam kebaikan, dan berbahagialah kedua orang tuanya di dunia dan akhirat, juga setiap pendidik dan gurunya. Tetapi, jika dibiasakan dengan kejelekan dan dibiarkan tidak didik sebagaimana binatang ternak, niscaya dia akan menjadi jahat dan binasa”.
Dalam melaksanakan tugas mendidik anak, orang tua harus membekali dirinya dengan pengetahuan dan kearifan. Hal ini dibutuhkan untuk menghindari kesalahan dan penyimpangan dalam melaksanakan tugas mulia tersebut. Berikut ini sebagian kesalahan yang sering dilakukan oleh para orang tua dalam mendidik anak-anaknya :
  1. Ucapan orang tua tidak sesuai dengan perbuatan
Ini merupakan kesalahan terpenting, karena anak belajar dari orang tua banyak hal, tetapi ternyata sering bertentangan dengan apa yang telah diajarkannya. Tindakan ini berpengaruh buruk terhadap mental dan perilaku anak.
  1. Kedua orang tua tidak sepakat atas cara tertentu dalam pendidikan anak
Kadangkala seorang anak melakukan perbuatan tertentu dihadapan kedua orang tuanya, pada saat itu sang ibu memuji dan mendorong sedang sang bapak memperingatkan dan mengancam. Anak akhirnya menjadi bingung, mana yang benar dan mana yang salah di antara keduanya. Hal ini sangat berbahaya, karena akan mengakibatkan anak menjadi bimbang dan segala urusan tidak jelas baginya.
  1. Membiarkan anak menjadi korban televise
Media massa mempunyai pengaruh yang besar sekali dalam perilaku dan perbuatan anak, dan media yang paling berbahaya adalah televisi. Hampir tidak ada rumah yang tidak mempunyai televisi. Padahal pengaruhnya demikian luas terhadap anak maupun orang dewasa.
Banyak orang tua yang tidak menaruh perhatian bahwa anak mereka kecanduan menonton televisi. Padahal ini sangat berpengaruh terhadap akhlak, fitrah, dan pendidikan mereka. Plomery, seorang peneliti mengatakan: “Anak pada umumnya, dan kebanyakan orang dewasa, cenderung menerima, tanpa mempertanyakan , segala informasi yang tampil di film-film dan kelihatan realistis. Mereka dapat mengingat materinya dengan cara yang lebih baik maka akal pikiran mereka menelan begitu saja nilai-nilai yang rendah itu. Oleh karena itu, anak-anak harus dilindungi dan diawasi dari perangkat yang dapat merusak ini.
  1. Menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak kepada pembantu atau pengasuh
Kesalahan yang amat serius dan banyak terjadi di masyarakat kita adalah fenomena kesibukan ibu dari peran utamanya merawat rumah dan anak-anak dengan hal-hal yang tentunya tak kalah penting dari pendidikan anak. Misal, sibuk dengan karir di luar rumah,  sering mengadakan kunjungan, menghadiri pertemuan, atau hanya karena malas-malasan dan tidak mau menangani langsung urusan anak dan menyerahkan anak dalam perawatan wanita lain seperti pembantu, atau membawanya ke tempat pengasuhan. Akibatnya anak akan kehilangan kasih sayang ibu yang sangat dibutuhkannya. Hal ini berbahaya sekali terhadap kejiwaan anak dan masa depannya, karena anak berkembang tanpa kasih sayang. Jika anak miskin kasih sayang, ia pun akan bertindak keras terhadap anggota masyarakatnya, akibatnya masyarakat hidup dalam kekacauan, keretakan, dan kekerasan.
  1. Orang tua menampakkan kelemahannya dalam mendidik anak
Hal ini banyak terjadi pada ibu-ibu dan kadangkala terjadi pada bapak-bapak. Kita dapatkan, misalnya, seorang ibu berkata: “Anak ini mengesalkan. Aku tidak sanggup menghadapinya. Aku tak tahu, apa yang harus aku perbuat dengannya”. Padahal saat itu anak mendengarkan ucapan tersebut, maka anak pun merasa bangga dapat mengganggu ibunya dan membandel karena dapat menunjukkan keberadaannya dengan cara ini.
  1. Berusaha mengekang anak secara berlebihan
Sebagian orang tua tidak memberi kesempatan bermain, bercanda dan bergerak kepada anak. Ini bertentangan dengan tabiat anak dan bisa membahayakan kesehatannya, karena permainan penting bagi pertumbuhan anak. Permainan di tempat yang bebas dan luas termasuk faktor terpenting yang membantu pertumbuhan fisik anak dan menjaga kesehatannya. Maka seharusnya orang tua tidak mencegah anak-anak yang sedang bermain pasir ketika wisata ke tepi pantai atau di tengah padang pasir, karena itu merupakan waktu bersenang-senang dan bermain bagi mereka, bukan waktu untuk berdisiplin.
  1. Mendidik anak tidak percaya diri dan merendahkan pribadinya
Hal ini banyak terjadi di kalangan bapak-bapak padahal ini berpengaruh jelek terhadap masa depan anak dan pandangannya terhadap kehidupan. Karena anak yang terdidik rendah pribadi dan tidak percaya diri akan tumbuh jadi penakut, lemah dan tidak mampu menghadapi beban dan tantangan hidup, bahkan sampai ia menjadi dewasa.
Karena itu, seyogianya anak-anak dipersiapkan untuk dapat melaksanakan tugas agama dan dunia. Dan hal ini tidak akan tercapai kecuali dengan mendidik mereka untuk memiliki rasa percaya dan harga diri, namun tidak sombong dan takabur; serta senantiasa diupayakan agar anak dikenalkan pada hal-hal yang bernilai tinggi dan dijauhkan dari hal-hal yang bernilai rendah.
Kiriman tulisan   oleh Fendik Universitas Negeri Malang (UM) by www.imadiklus.com